Jumat, 03 Februari 2023

WISATA RELIGI KE MASJID TAJUG GEDE PURWAKARTA



Kabupaten Purwakarta istimewa memiliki masjid dengan arsitektur berkonsep perpaduan tradisional dan modern yang dinamai Masjid Tajug Gede Cilodong.

Dinamai Masjid Tajug Gede Cilodong karena memang berlokasi di Cilodong, Kecamatan Bungursari.

Ketua DKM Masjid Tajug Gede Cilodong, Dedi Mulyadi mengatakan orang-orang selama ini memahami tajug itu secara statis yakni sebagai tempat shalat.

Namun saat pertama kali hendak membangun Tajug Gede ini, Dedi memahami tajug secara dinamis dan universal, sehingga tajug dimaknai bukan sekadar tempat shalat melainkan bangunan yang multi kompleks dimana taman, area olahraga, hingga area pertanian atau perkebunan.

Ketika orang-orang pergi ke tajug, Dedi menyebut mereka masuk dalam keparipurnaan. Ditambah lagi di sana terdapat pula perpustakaan baik manual maupun digital.

Pusat-pusat tajug, Dedi berharap menjadi pusat rekreatif serta tuntutan dalam bentuk sebuah masyarakat yang mendekati kepada masyarakat yang urban.

Pendekatan urban, kata Dedi, dilakukan dengan multifungsi dan digitalisasi. Sedangkan tradisional, dia menyebut dilakukan lewat pendekatan arsitektur.

Selain itu, hal unik lainnya yang dimiliki Tajug Gede Cilodong ini ialah memiliki 9 bedug di dalamnya. Dedi Mulyadi pun menjelaskan makna dari adanya 9 bedug ini.

Menurutnya, 9 itu lambang dari kehidupan manusia yang memiliki 9 tingkatan kehidupan, selain ada 9 lubang yang berada dalam diri manusia.

"Di dalam angka pun hanya tingkatannya sampai 9. Kalau 10 itu kan perpaduan antara 1 dan 0. Lalu, sejarah Islam nusantara adanya wali 9. Jadi, di sini bukan hanya bedugnya yang 9 tapi muazin (orang yang azan) ada 9 orang," katanya.

Masjid Tajug Gede Cilodong ini pertama kali diinisiasi langsung oleh Dedi Mulyadi saat dirinya menjabat sebagai bupati di 2015. Lalu, pada 2016 dilakukan peletakan pondasi, dan pada 2017 masjid ini mulai dibangun. Pembangunan Mesjid Raya Cilodong atau kini dikenal sebagai Tajug Gede Cilodong sudah rampung 100% dan telah diresmikan pada tahun 2018 silam.

Awalnya daerah Cilodong dikenal sebagai ikon prostitusi. Kini, warung remang-remang tidak ditemukan lagi daerah tersebut karena penataan yang dilakukan oleh Pemkab Purwakarta. Mesjid Cilodong menurut dia, dapat mewarnai nilai keagamaan masyarakat setempat.

Nilai kontrak Mesjid yang dibangun di daerah bekas prostitusi tersebut mencapai Rp38 Miliar dan di bangun di atas tanah seluar 10 hektar. Satu hektar digunakan untuk masjid, dan sisanya untuk fasilitas penunjang.

Masyarakat setempat siap melakukan aktivitas keagamaan di mesjid tersebut. Keberadaan mesjid tersebut sudah sangat didambakan.


[© https://purwakartakab.go.id/read/45

https://www.google.com/amp/s/jabar.tribunnews.com/amp/2020/05/08/masjid-tajug-gede-cilodong-purwakarta-mulai-dari-makna-konsep-bangunan-hingga-arti-9-bedug]

Minggu, 27 November 2022

WANITA DAN HIJABNYA

KETAHUI MAKNA HIJAB, KHIMAR, DAN JILBAB


Makna Hijab

Secara bahasa, hijab artinya tabir atau penutup.

الحِجابُ: السِّتْرُ
“hijab artinya penutup” (Lisaanul Arab).


Secara istilah, makna hijab adalah sebagaimana dijelaskan Al Munawi berikut ini:

الحجاب: كل ما ستر المطلوب أو منع من الوصول إليه، ومنه قيل للستر حجاب لمنعه المشاهدة، وقيل للبواب حاجب لمنعه من الدخول. وأصله جسم حائل بين جسدين

“Hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya. Diantara penerapan maknanya, hijab dimaknai dengan as sitr (penutup), yaitu yang mengalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. Demikian juga al bawwab (pintu), disebut sebagai hijab karena menghalangi orang untuk masuk. Asal maknanya, hijab adalah entitas yang menjadi penghalang antara dua entitas lain” (At Tauqif ‘ala Muhimmat At Ta’arif, 1/136).


Maka istilah hijab maknanya sangat luas. Dengan demikian hijab muslimah, adalah segala hal yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi bagi seorang Muslimah. Jadi hijab muslimah bukan sebatas yang menutupi kepala, atau menutupi rambut, atau menutupi tubuh bagian atas saja. Namun hijab muslimah mencakup semua yang menutupi aurat, lekuk tubuh dan perhiasan wanita dari ujung rambut sampai kaki.


Makna Khimar

Secara bahasa, khamara artinya menutupi.
الخاء والميم والراء أصلٌ واحد يدلُّ على التغطية، والمخالطةِ في سَتْر
“kha mim dan ra, asalnya membentuk makna taghthiyyah (menutupi), dan pencampuran sesuatu dalam menutupi sesuatu yang lain” (Maqayis Al Lughah).

Sedangkan makna khimar secara spesifik,
والخِمَارُ للمرأَة، وهو النَّصِيفُ، وقيل: الخمار ما تغطي به المرأَة رأَْسها، وجمعه أَخْمِرَةٌ وخُمْرٌ وخُمُرٌ. والخِمِرُّ
“khimar untuk wanita artinya kerudung. Sebagian ahli bahasa mengatakan, khimar adalah yang menutupi kepala wanita. Jamaknya akhmarah, atau khumr, atau khumur, atau khimirr” (Lisaanul ‘Arab).

Ringkasnya, para ulama menjelaskan bahwa khimar adalah kerudung yang menutup bagian kepala hingga dada wanita.

Makna Jilbab

Secara bahasa, jilbab berasal dari kata al jalb,
الجَلْبُ: سَوْقُ الشيء من موضع إِلى آخَر
“Al Jalb artinya menjulurkan / memaparkan sesuatu dari suatu tempat ke tempat yang lain” (Lisaanul Arab).

Sedangkan makna jilbab secara spesifik,
والجِلْبابُ القَمِيصُ. والجِلْبابُ ثوب أَوسَعُ من الخِمار، دون الرِّداءِ، تُغَطِّي به المرأَةُ رأْسَها وصَدْرَها؛.
“Jilbab (diantara maknanya) adalah gamis. Dan jilbab itu adalah pakaian yang lebih lebar dari khimar, yang selain rida’. Yang dipakai oleh wanita untuk menutupi kepala dan dadanya” (Lisaanul Arab).

Para ulama berbeda pendapat dalam memaknai jilbab. Berikut ini beberapa makna jilbab yang bisa kita simpulkan dari penjelasan para ulama:
1. Jilbab adalah milhafah (kain yang sangat lebar)
2. Jilbab adalah khimar atau al qina’, yaitu kerudung untuk menutupi kepala hingga dada
3. Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh wanita
4. Jilbab adalah penutup wajah dan kepala mereka kecuali satu matanya saja
5. Jilbab adalah penutup setengah wajah wanita
6. Jilbab adalah penutup kepala dan wajah kecuali matanya, hingga ke dadanya
7. Jilbab adalah rida‘ (selendang untuk menutupi bagian atas) yang dipakai di atas khimar

[© 2022 muslim.or.id]

TENTANG AYAT PERINTAH BERHIJAB


Al-Qur'an Surat Al-Ahzab Ayat ke-59


يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Asbabun Nuzul Surat Al-Ahzab Ayat ke-59


Imam Bukhari meriwayatkan dari Aisyah, ia mengatakan, “Pada suatu hari, Saudah pergi keluar untuk suatu keperluan. Hal itu terjadi setelah diturunkannya perintah hijab. Saudah adalah perempuan yang cukup gemuk yang mudah dikenali siapa saja yang sudah mengenalnya.


Ketika Umar melihatnya, ia berkata, “Wahai Saudah, ketahuilah bahwa sesungguhnya engkau tidak asing bagi kami dan mudah kami kenali. Karena itu, perhatikanlah bagaimana engkau pergi keluar.”


Lalu Saudah pun langsung berputar arah dan kembali, sementara waktu itu Rasulullah sedang di rumahku makan malam. Tangan beliau sedang memegang ‘arq (tulang setelah dagingnya tinggal sedikit). Kemudian Saudah masuk dan berkata, “Ya Rasulullah, saya pergi keluar untuk suatu keperluan, lalu di tengah jalan Umar bin Khattab berkata kepadaku begini dan begitu.”


Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala pun menurunkan wahyu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hingga proses turunnya wahyu selesai, sedang Rasulullah masih memegang ‘arq tersebut. Lalu beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diizinkan bagi kalian pergi keluar untuk suatu keperluan.”


Ada pula riwayat lain mengenai asbabun nuzul Surat Al Ahzab ayat 59 ini. Ibnu Sa’d dalam Ath Thabaqat meriwayatkan dari Abu Malik, ia berkata, “Para istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi pada malam hari untuk suatu keperluan. Ada sejumlah orang munafik yang suka mengganggu mereka sehingga mereka merasa terganggu dan tersakiti.


Hal itu kemudian diadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu orang-orang munafik itu ditanya. “Sesungguhnya kami melakukan hal semacam itu hanya terhadap para budak perempuan,” demikian kilah mereka. Maka Allah menurunkan Surat Al Ahzab ayat 59 ini.


Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat ke-59


1. Perintah Berjilbab

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ
Artinya: Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.

Pada ayat ini, Allah memanggil Nabi-Nya agar memerintah istri dan putri beliau serta wanita mukminah agar mengulurkan jilbab ke seluruh tubuhnya.

2. Jilbab untuk Kemuliaan Perempuan

ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ
Artinya: Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.

Sebagaimana asbabun nuzul di atas, orang-orang munafik mengganggu perempuan dengan dalih mereka menyangka bahwa perempuan itu adalah budak atau wanita nakal. Maka dengan jilbab yang membedakan perempuan beriman dari budak, tak ada lagi alasan bagi orang-orang munafik dan orang-orang yang dalam hatinya ada penyakit untuk mengganggu perempuan beriman.

3. Ampunan Allah

وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Artinya: Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Khususnya atas dosa di masa lalu di mana mereka belum memahami adab berpakaian ini.

[© 2022 umma.id]

WISATA RELIGI KE MASJID TAJUG GEDE PURWAKARTA

Kabupaten Purwakarta istimewa memiliki masjid dengan arsitektur berkonsep perpaduan tradisional dan modern yang dinamai Masjid Tajug Gede Ci...